Sebuah
impian memang terkadang bisa mengambil peran sebagai kabar langit. Entah masuk
akal ataupun tidak dari impian tersebut. Alloh selalu mendengar do’a kita,
karena kita sangat mafhum bahwa tak ada do’a yang tak mustajab. Dia pasti
mengijabah do’a setiap hambanya. Entah dalam keadaan sirri ataupun ta’yin. Apalagi
do’a yang terucap. Alloh-pun tahu dengan bisikan dalam hati kita. Namun kita
diberi perintah untuk memanjatkan do’a sebagai bukti penghambaan kita kepada
sang khaliq. Cukup seperti itu.
Empat
tahun sudah berlalu, pasti Anda bertanya, apakah itu? Ya, empat tahun mengudaranya
radio yang digagas muda-muda NU di Temanggung. Lintas kader, ya lintas kader
dan lintas generasi, generasi muda juga generasi ‘sepuh’. Semua bersatu
manunggal dalam impian yang sama. Alumni IPNU, alumni PMII yang kebetulan
terwadahi dalam sebuah wadah KM9.
SANTIKA
FM. Tak banyak yang tahu kepanjangan dari nama tersebut. Banyak orang
menanyakan nama yang dirasa cukup feminim. “Kok Santika?” tanya Gus Mus ketika
di’sowani’ crew beberapa bulan yang lalu. “Niku kepanjangan saking Swara Nawa
Kartika, mbah” jawab Gus Shodiq Ngadirejo saat itu.
Nama Santika
muncul kala pertemuan beberapa pengurus yang merumuskan nama dalam rangka
melengkapi beberapa persyaratan pendirian radio. Gus Furqon, Pak Ikin, Pak
Nurdin, dan penulis. Nama tersebut berkat usulan dari Pak Ikin, dan kebetulan
rapat terbatas tersebut diadakan dikediaman beliau, Kauman Parakan. Swara Nawa
Kartika hingga diakronimkan menjadi Santika. Nama tersebut sebenarnya sudah
cukup mudah untuk diambil kepahamannya. Swara itu artinya Suara, Nawa itu
berarti Sembilan, dan Kartika itu berarti Bintang. Bila kita gabung menjadi
Suara Bintang Sembilan. Filosifi bintang sembilan kita nisbatkan kepada
Nahdlatul Ulama. Dari nama tersebut tentu saja para pendiri dan pengagas radio
ini sangat berharap menjadi Radio penyampai dakwah Nahdlatul Ulama. Apalah arti
sebuah nama. Bagi tradisi NU nama bisa diambil sebagai kaca benggala bagi sang
empunya nama. Ketika nama tersebut disodorkan kepada Jam’iyyah, pro kontra tak
dapat terelakkan. Namun inilah sebuah dinamika. Para pendiri beranggapan ini
sebagai bentuk iktiyar siyasah dakwah NU. Sehingga bila nama kita samarkan,
kita berharap pendengan segmen umum akan menjadi penikmat radio kita, termasuk yang
kurang sejalan dengan NU.
Tak
terasa empat tahun berlalu. Perhelatan kita masih berjalan. Ada pula yang
beranggap tiga tahun. Ini karena empat tahun secara De facto dan tiga tahun
secara De jure. Dalam ultah tahun ini kita semua sangat berharap. Eksistensi
radio kita akan naik, yang diimbangi dengan managemen profesional menuju radio
yang figth.
Selamat
Ultah yang ke-3 radioku. Tetap berkhidmat mensyi’arkan islam yang ramah. Dan islam
yang rahmatan lil ‘alamin.
Temanggung,
2 April 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar